Selasa, 25 Oktober 2011

Penantian Kesuksesan

Yakub menghampiri Rahel juga, malah ia lebih cinta kepada Rahel dari pada kepada Lea. Demikianlah ia bekerja pula pada Laban tujuh tahun lagi. (Kejadian 29:30)
Jika ada pertanyaan siapa pemain paling loyal di skuad Inter Milan sekarang, jawabannya Javier Zanetti. Kini bek asal Argentina itu ingin penantian 12 tahunnya berakhirnya. Penantian tersebut tak lain adalah Scudetto. Musim lalu Nerazzurri memang juara, namun itu baru diputuskan setelah musim berakhir menyusul skandal calciopoli yang menghantam Juventus. “Ada gairah dan antusiasme untuk memenangkannya dan saya sudah menunggu 12 tahun untuk momen ini. Setelah banyak penderitaan, perjuangan, kerja keras dan pantang menyerah, kami sungguh sangat pantas menang,” tutur Zanetti. Gelar Scudetto 2007 tidak hanya mengakhiri penantian Zanetti tetapi juga Inter, yang terakhir meraihnya lewat perjuangan di lapangan pada 1989.
Yakub bekerja kepada Laban selama 7 tahun dengan upah seorang perempuan yang ia dambakan, yang ia cintai, Rahel. Namun, yang terjadi setelah 7 tahun lamanya Yakub bekerja, Laban menipunya. Perempuan yang ia dapatkan bukanlah Rahel, melainkan kakaknya, Lea. Yakub pun protes, namun Laban menjelaskan bahwa tidaklah baik apabila mengawinkan adikya terlebih dahulu daripada kakaknya. Untuk itu, Yakub harus menggenapi ketujuh hari perkawinannya dengan Lea, maka setelah itu Rahel akan diberikan kepadanya. Dan tentu, dengan syarat Yakub harus bekerja dengan Laban 7 tahun lagi lamanya. Bagaimana Yakub menanggapai hal tersebut? Ternyata Yakub mau menerima dan melakukannya. Ia rela bekerja 7 tahun lagi untuk mendapatkan Rahel, perempuan yang dicintainya.
Sikap Yakub itulah yang perlu kita contoh, kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan memerlukan kesabaran, keuletan, kerja keras, dan mental pantang menyerah. Banyak terjadi di kehidupan ini, orang yang seharusnya bisa meraih kesuksesan tapi mengalami kegagalan, hanya dikarenakan mereka tidak mau sabar dalam menjalankan proses yang ada. Mereka pun akhirnya kecewa, menyerah, dan berhenti berusaha karena “lelah menunggu”. Padahal, kita tentu mengamini firman Tuhan pada Pengkhotbah 3:1-15, ‘Untuk segala sesuatu ada waktunya’, dan pada Pengkhotbah 3:11 semakin jelas, bahwa Tuhan pasti akan membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Tuhan mempunyai rencana dan waktu yang terbaik untuk setiap hambanya, untuk setiap kita. Yang perlu kita sadari adalah bahwa setiap masalah dan hambatan merupakan sebuah cara Tuhan untuk menguji seberapa siap kita bisa dipercaya untuk menerima kesuksesan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar