Hiduplah seorang pemuda
yang mengisi hari-harinya dengan melamun
dan menganggurkan diri. Sampai suatu ketika pemuda tersebut mempunyai pemikiran
untuk berkelana mencari pekerjaan di kota. Dengan berbekalkan beberapa helai
pakaian dan sebuah gitar kesayangannya, pemuda tersebut membulatkan tekatnya
untuk pergi berkelana di kota tanpa tahu arah dan tujuannya.
Ronny :
“Emak, aku berangkat ke kota dulu ya, do’akan anakmu ini bias berhasil di kota nanti ya.”
(sambil bersimpuh).
Emak :
“Iya nak, hati-hati ya di sana. Emakmu akan selalu bersabar menunggu
kepulanganmu.” (terisak-isak, mata berkaca-kaca).
Ronny : “Insyallah mak, Ronny akan selalu ingat dengan kata-kata
emak. Ronny berangkat dulu ya, Assalamu’alaikum.” (pergi meninggalkan rumah
sambil melambaikan tangan)
Emak : “Wa’alaikumussalam wr.wb.”
Dengan
berberat hati, Emak Ronny pun melepas anaknya pergi mencari sesuap nasi di kota
meskipun belum tahu di mana anaknya akan bernaung.
Setelah melampaui perjalanan yang cukup jauh, akhirnya
pemuda tersebut tiba di kota.
Ronny : “Subhanallah, ternyata bener ya kata
emak di kota itu gedunggnya tinggi-tinggi dan bagus-bagus.” (berdecak kagum).
T. Becak : “Mau ke mana bro ? naik becak ?”
Ronny : “Saya ini baru datang dari desa, saya
mau cari tempat tinggal yang bagus, bersih, nyaman, tapi murah. Kira-kira di
mana ya ?”
T. Becak : “What ? Hari gini ada yang murah ? Ada
harga ada barang, bro.”
Ronny : “Lha kira-kira yang cocok buat saya di
mana, pak ?”
T. Becak : “Oke, ikut saya. Saya tahu tempatnya.”
Pemuda tersebut diantarkan ke sebuah kos-kosan yang
tidak terlalu bagus tetapi cukup bersih dan nyaman untuk seorang pemuda desa
yang mempunyai uang pas-pasan seperti Ronny.
T. Becak : “Sudah sampai bro. Ini dia tempat
yang saya maksudkan.” (sambil menunjuk sebuah rumah).
Ronny :
“Wah, ini mah sudah bagus bang. Terima kasih ya bang.” (meninggalkan tukang
becak).
T. Becak : “Bro..Bro..” (melambaikan tangannya
ke arah Ronny).
Ronny :
“Ada apa bang ?” (bingung)
T. Becak : “Bayar dulu dong bro. 20.000 !”
Ronny :
“Oh iya bang, aku lupa hehehe … tapi kok
mahal amat ya ? Uangku cuma 15.800 sama permen satu doang. Mau ?” (menunjukkan
isi sakunya).
T. Becak : “Dasar orang udik. Ya sudah, sini.”
(menerima uang dengan sedikit geram).
Tukang becak tersebut pun pergi meninggalkan Ronny
sendirian. Sedangkan pemuda tersebut mondar-mandir dan mulai bertanya-tanya
siapa pemilik kos-kosan tersebut. Sampai akhirnya dia menemukan pemilik
kos-kosan yang ternyata seorang Pak Haji terkemuka dan disegani di lingkungannya.
Ronny :“Assalamualaikum.”
Pak Haji : “Waalaikumussalam wr. wb. Ada perlu apa kiranya anak muda ini kemari ?”
Pak Haji : “Waalaikumussalam wr. wb. Ada perlu apa kiranya anak muda ini kemari ?”
Ronny :
“Begini pak, saya ini baru datang dari desa, saya ingin mencari naungan
sementara sekiranay sampai saya bisa mandiri dan bisa mencapai angan saya di
kota ini.”
Pak Haji : “Oh, kebetulan sekali. Kos-kosan
saya masih ada kosong satu. Kalau anak muda mau menempatinya silahkan saja.
Soal pembayaran tenang saja, kami tidak akan memberi suatu pemaksaan.”
Ronny :
“Terima kasih banyak ya pak. Bapak memang baik, saya akan menerimanya.”
(bersalaman)
Pak Haji : “Sudahlah, saya ikhlas kok.”
Pemuda tersebut kegirangan. Dalam pemikirannya dia
optimis akan mudah mencari pekerjaan di kota ini. Akan tetapi dia salah besar,
setelah hampir setiap hari mencari pekerjaan kesana-kemari tak kunjung juga
mendapatkan sebuah pekerjaan. Pemuda tersebut mulai frustasi.
Di suatu sore saat dia sedang melamunkan nasibnya
sendirian, dia teringat kejadian siang tadi sewaktu di perempatan lampu merah
dia berjumpa dengan seorang pengamen yang kantongnya lumayan penuh dengan uang.
Ronny : “Wah iya ya, aku kan punya gitar.
Kenapa gak aku manfaatin ? Dasar bodoh. ”
(pergi ke dalam rumah mengambil gitarnya)
Keesokan harinya pemuda tersebut mulai mencoba mencari
sejumput beras dengan mengamen di perempatan lampu merah. Dugaannya salah lagi,
banyak halangan dan rintangan yang dihadapinya. Tetapi dia tetap tegar, pantang
menyerah. Halangan dan rintangan coba dia tepiskan.
Sampai suatu hari perjuangannya tidak sia-sia. Ada
seorang produser rekaman music yang tertarik dengan suara dan petikan gitar
Ronny.
Produser : (sambil membuka kaca mobil) “Hai anak
muda, siapa namamu ?”
Ronny : “Ronny, pak. Ada apa ya ?”
Produser : “Saya punya pekerjaan yang lebih layak
buat kamu. Apakah kamu tertarik ?”
Ronny : “Pekerjaan apa ya pak ?” (kebingungan).
Produser : “Perkenalkan dahulu, nama saya Anto
seorang produser rekaman yang cukup terkemuka di Kota ini. Ini kartu nama
saya.(sambil memperlihatkan kartu namanya).
Ronny : “Oh iya pak, saya mau sekali.”
(senyum-senyum kegirangan).
Produser : “Oke, saya tunggu kamu di kantorku besuk
pukul 09.00 tepat.”
Ronny : “Siap, pak. Tentu besuk saya akan
datang.”
Keesokan harinya pun pemuda tersebut datang sesuai
dengan kesepakatan yang telah disetujui sebelumnya. Pemuda itu pun langsung
memasuki sebuah kantor dengan fisikly gedungnya tinggi menjulang ke atas dan
nampak indah. Kantor tersebut yang diduga Ronny tempat bekerjanya produser yang
ditemuinya kemarin.
Ronny :
“Indah sekali, tidak salah lagi pasti ini kantornya. Itu ada tulisannya “R2WA
Production.”
“Benar ini kantornya pak Anto ?”
Resepsionis : “Iya, benar sekali. Ada yang bisa saya
bantu ?”
Ronny :
“Begini, kemarin saya sudah janjian dengan pak Anto untuk bertemu di sini. Saya
bisa bertemu dengan pak Antonya sekarang ?”
Resepsionis : “oh, tentu saja. Pak Anto sudah menunggu
anda di ruangannya.”
Ronny :
“Terima kasih mbak.”
Resepsionis : “Tentu, pak.”
Setelah ditunjukkan ruangan pak Anto seorang
produser yang ditemuinya kemarin, langsung saja Ronny berbincang-bincang dengan
produser tersebut.
Ronny : “Selamat siang, pak.”
Produser : “Selamat siang. Oh ya, kamu yang
kemaren itu kan ? silahkan duduk.”
Ronny : “Terima kasih, pak.”
Produser : “Langsung saja, begini, saya
bermaksud untuk menjadi label dirimu. Saya menawari kontrak selama 2 tahun
bersama anda untuk memproduksi karya musik. Anda setuju ?. Untuk masalah gaji
bisa dibicarakan lagi.”
Ronny : “Bapak gak bercanda kan ? apa
bapak sudah yakin ?”
Produser : “Tentu saja, saya tidak salah pilih
lagi.”
Ronny : “Baiklah, saya mau pak.”
Setelah menandatangani kontrak kerja dan surat-surat
lainnya, kedua belah pihak tersebut resmi bekerja sama.
Bertahun-tahun Ronny bekerja sebagai penyanyi di R2WA
Production, dia berubah dari pemuda
tanpa harapan berubah menjadi seorang pemuda yang sukses. Hal ini membuktikan
bahwa di dunia ini tidak ada hal yang tidak mungkin dilakukan, asalkan didasari
dengan niat tulus ikhlas untuk beribadah dan dibantu do’a dari orang tua,
percaya dan yakinlah kita akan di beri
kemudahan untuk menggapai angan dan cita-cita yang kita impikan. AMIN.
SEKIAN
& TERIMA KASIH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar